Archive for the ‘si calon ibu’ Category

h1

Mainan yang Tepat untuk si Batita

June 26, 2010

KALAU sudah berada di dekat toko mainan, pasti tangan Moms ‘gatal’

mainan yang baik untuk si kecil

ingin membelikan si buah hati mainan yang menarik. Apalagi kalau dengar ‘bujukan’ si penjual, “Sayang anak, Bu…” sambil menyodorkan mainan yang lucu-lucu.

Wuih, pengin diborong semua itu mainannya! Eits, mainan memang ada banyak jenisnya, ada yang terbuat dari kain, plastik, kertas atau lilin. Tapi, jangan asal pilih! Ada baiknya mainan itu memberikan manfaat yang terbaik untuk proses tumbuh kembang anak. Lantas, mainan apa sih yang tepat untuk anak usia 1-3 tahun alias batita?

Utamakan Kemampuan Bahasa

Sebelum memutuskan mainan apa yang tepat untuknya, Moms musti pertimbangkan kemampuan bahasa dan motorik si kecil. Menurut Dra Mayke S Tedjasaputra, M.Psi, psikolog dan playterapist dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, kemampuan bahasa untuk anak usia 1 tahun ke atas adalah yang utama.

“Bila dia memiliki ‘modal’ kosakata yang kaya, tentu akan lebih mudah memahami apa yang dikemukakan oleh orang lain. Dia juga bisa merespon dengan kata-kata, bila dia sudah bisa bicara,” ujar wanita yang akrab disapa Mayke ini.

Nah, bila kemampuan bahasanya berkembang dengan baik, dia akan tahu apa yang musti dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Sedangkan, Moms or Dads hanya mendampingi dan mengarahkan dia saat bermain.

Asah Kreativitas Anak

Mainan apa yang tepat untuk si 1-3 tahun? Mayke menyarankan untuk memilih mainan yang bersifat konstruktif dan merangsang kreativitas anak.

Berikut beberapa contoh mainan yang bersifat konstruktif sekaligus melatih kreativitas anak:

*  Balok-balok susun seperti CITY BLOK atau CAR BLOK, di mana balok-balok ini bisa disusun menjadi macam-macam bentuk bangunan seperti jembatan, gedung atau bentuk lain sesuai keinginan. Selain melatih otak kanan yang bikin anak menjadi lebih kreatif, juga melatih otak kiri karena ia belajar mengenal bentuk dan warna. Anda bisa menanyakan apa yang dibangunnya sehingga ia akan bercerita panjang lebar. Ini juga bisa melatih kemampuan bicaranya, bukan? Selain itu, bila ia menyusun balok dengan temannya, anak pun dilatih untuk bekerjasama.
*  Mainan bongkar pasang semacam lego. Di sini, anak bebas berkreasi menyusun dan merakitnya hingga menjadi bentuk seperti rumah, gedung bertingkat, atau bentuk lainnya seperti yang ada dalam imajinasinya. Untuk anak usia 1-3 tahun, sebaiknya pilih yang berukuran besar. Maklum, anak seusianya rentan menelan atau mencicip segala sesuatu yang baru dia kenal atau menarik perhatiannya.
* Mainan yang terbuat dari lilin seperti play dough (lilin mainan).  Dengan ini, anak bisa mengeksplorasi bentuk dan warna sesuai keinginannya. Moms bisa menyontohkan dari bentuk yang masih sederhana semisal bentuk lingkaran atau bola.

Asah Keterampilan Berkomunikasi

Selain mainan yang mampu mengasah kreativitas anak. Mayke juga menyarankan untuk memberikan pula mainan yang bisa merangsang keterampilan berkomunikasi, berimajinasi dan memecahkan masalah seperti berikut ini:

– Telepon mainan, boneka hewan, boneka tangan dan buku cerita bergambar.

Ini semua bisa merangsang perkembangan bahasa anak, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, berfantasi dan berinteraksi dengan orang lain.

– Drum, piano mainan, crayon, buku gambar bisa menjadi media si kecil untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan imajinasinya.

Puzzle sederhana (2-4 keping), angka/alfabet mainan, bead maze (balok/bola susun) dapat mengembangkan kemampuan anak untuk menyelesaikan masalah. Mainan seperti ini juga dapat mengajarkan anak tentang proses kerja suatu benda, mengenalkan angka dan huruf, serta mengasah motorik halusnya.

– Boneka lengkap dengan rumah dan pakaiannya, peralatan dapur mainan, peralatan perkakas mainan, mobil-mobilan yang dilengkapi setir bisa membantu anak untuk belajar tentang dunia orang dewasa.

– Sepeda kecil, panjatan (climber) dan papan keseimbangan (see-saw) juga bisa membantu anak mengasah keterampilan motoriknya.

Sulap Kertas dan Benda Bekas Jadi Mainan

Sebenarnya, mainan tak perlu mahal. Dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita, Moms or Dads pun bisa menciptakan suatu mainan edukatif. Ya, anak tidak melulu musti disodori mainan yang ‘sudah jadi’ untuk merangsang kreativitas, keterampilan berimajinasi atau memecahkan masalah. Mau tahu beberapa di antaranya?

# Kertas Tulis / Gambar

Benda ini tak hanya bisa digunakan untuk kegiatan corat-coret si kecil, melainkan juga untuk menjiplak tangan atau kakinya – dengan bantuan Moms or Dads tentunya. Dari selembar kertas ini pula, bisa dijadikan sebuah bola dengan cara meremas-remasnya. Nah, bola tersebut bisa digelindingkan, dilempar, ditendang atau diputar. Ajak anak untuk melakukan semua aktivitas itu dengan cara menyenangkan.

# Kertas Krep

Ajak anak bermain ‘sulap’ dengan memanfaatkan kertas krep yang berwarna-warni. Sebelumnya sediakan wadah kecil berisi air. Celupkan dua kertas krep yang berbeda ke dalam air tersebut, misalnya warna kuning dan merah dicelupkan ke dalam air. Simsalabim! Muncul warna baru, alias warna oranye. Atau kertas merah dan biru ‘luntur’ menjadi ungu, dan sebagainya. Selain belajar mengenal warna, kegiatan ini pasti mengagumkan untuk si kecil!

# Botol Plastik

Barang bekas seperti botol plastik pun bisa dimanfaatkan jadi mainan. Caranya, lubangi bagian bawah botol lalu masukkan air. Lihat apa yang terjadi, air itu mengalir dari atas ke bawah. Sederhana? Iya, tapi bagi si batita luar biasa! Katakan, “Adek…mau lihat air mancur?” Dijamin, pengalaman si kecil di dunia bermain semakin bertambah.

sumber:  okezone.com

h1

Renang, Baik Untuk Persiapan Melahirkan

June 26, 2010

renang baik untuk ibu hamil

sayang, sudah lama enggak renang nih. Hari ini renang, yuk!” ujar Sari mantap. Tapi, Ariyanto, suaminya, membalas dengan tatapan ragu. “Kamu yakin mau renang? Inget loh kata Mama, kehamilan pertama ini harus ekstra hati-hati. Nanti, kalau ada apa-apa, gimana?”

Ya, banyak yang was-was melihat bumil olahraga. Alasannya, kalau banyak gerak, nanti bisa memicu risiko pada kehamilan. Bagaimana dengan renang? Simak penjelasan dari dokter olahraga, dr Michael Triangto, SpKO dari Slim + Health Sports Therapy, Jakarta.

Perhatikan Denyut Jantung

Olahraga meningkatkan kesehatan, itu fakta. Tak heran, wanita hamil sekalipun dianjurkan berolahraga, asal kehamilannya sehat dan tidak ada gangguan.

“Tentu saja, bumil yang berolahraga, tidak ditunut kemampuannya hingga 100 persen. Cukup 50-70 persen saja,” ungkap dr Michael.

Lanjutnya, kemampuan itu diartikan hitungan denyut jantung. Rumusnya: 220 – Usia (dalam tahun), akan menghasilkan (kemampuan) 100 persen tadi.

Contoh, bumil berusia 25 tahun. Berarti 220-25 = 195 x denyut jantung/menit. Jika bumil, maka akan dihitung 50-70 persennya saat berolahraga, maka denyut jantungnya berkisar antara 97 hingga 136 x per menit.

Menghitung denyut jantung ini penting. “Sebab denyut jantung berlebih, membawa aliran darah ke janin lebih cepat. Bisa mengakibatkan gawat janin,” ingatnya.

Hati-hati pula bagi bumil yang berolahraga, upayakan tidak terlalu bersemangat. Pasalnya, urai dr. Michael, ketika berolahraga terlalu ‘keras’ menuntut aliran darah Moms menuju otot-otot yang bekerja ketimbang aliran darah ke rongga perut (rahim), sehingga terjadi perubahan prioritas aliran darah. Hal ini dikhawatirkan akan membahayakan janin.

4 Plus Renang

Renang tergolong aman, bahkan beberapa literatur menyebutkan bahwa renang adalah olahraga terbaik untuk bumil. Seperti olahraga aerobik lainnya, berenang juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap dan memroses oksigen.

“Tipe gerakannya berulang dan dilakukan dalam waktu yang panjang,” urai dr Michael.

Berikut beberapa manfaat dari renang:

1. Biasanya, bumil memiliki masalah dengan Berat Badan (BB) dan lututnya. Sebab, BuMil menopang berat tubuh janin dan dirinya. Tapi, berenang merupakan kegiatan non-weight bearing, yaitu kegiatan yang gaya gravitasi buminya rendah. Di dalam kolam, tubuh terasa lebih ringan dan bumil tidak merasa ada beban karena ‘ditopang’ air sehingga memiliki daya angkat. Tentu saja, hal ini membuat bumil tidak mengalami benturan yang berlebihan.
2. Selain itu, jantung dan paru bumil pun terlatih. Ini penting sebab dalam proses melahirkan kelak, dia membutuhkan latihan pernapasan.
3. Melatih keterampilan dan kelenturan lengan, paha dan panggul. Umpamanya saja, renang dengan gaya dada. Hal ini berguna dalam proses melahirkan ketika Moms ‘mengangkang’ dalam waktu yang lama.
4. Bumil ‘dipaksa’ mengapung di atas air. Sehingga, tanpa sadar, Moms melatih otot pinggang dan punggung, utamanya bagi BuMil yang kerapkali dilanda sakit pinggang dan punggung akibat membawa ‘beban’.

3 Hal yang Perlu Diwaspadai!

* Faktor Keamanan. Hati-hati bila Moms berenang di kolam renang yang kurang terawat. Bila lantainya licin, bumil bisa tergelincir yang bisa membahayakan kehamilan.

* Ketika masuk ke kolam, bumil tidak boleh langsung melompat dari tepi kolam. Turunlah perlahan dari tangga kolam. Bila melompat langsung ke air, dikhawatirkan tekanan air mendorong selaput ketuban yang berimbas pada kebocoran ketuban, bahkan keluarnya cairan ketuban sebelum waktunya.

Hal ini bisa mengakibatkan proses kelahiran atau masuknya infeksi ke rahim. Meski kolam sudah dilakukan water treatment, tetap saja terjadi potensi risiko infeksi dalam kehamilan.

* Faktor Suhu Air. Suhu air yang terlalu dingin, relatif membuat tubuh bereaksi, seperti kulit menjadi keriput yang bisa menyebabkan gangguan sistem keseimbangan aliran darah dari Moms dan janin.

Di samping itu, umumnya suhu air itu lebih rendah (dingin) dari suhu tubuh. Sehingga, timbul rasa lapar berlebihan. Nah, jika kontrol rasa lapar kurang, mengakibatkan berat badan bumil bertambah.

Aturan Renang Berdasarkan Trimester Kehamilan

Bumil boleh saja berenang, tapi ingat loh perhatikan usia kandungan, ya Moms!

Trimester I
Trimester II
Trimester III

Kondisi Janin

Risiko terjadi abortus. Mengingat janin itu perekatannya belum terlalu baik. Pada trimester ini janin mulai menembus dinding rahim. Oleh karena itu, Moms periksa kembali, apakah janin sehat? Setelah itu, lakukan renang secara terprogram.

Janin Lebih Kuat. Meski perut dan payudara membesar, namun bumil masih mampu latihan berenang. Meski begitu, tetap hati-hati akan risiko perdarahan atau plasenta lepas sebagian.

Perubahan Fisik Banyak Berubah. Sehingga, intensitas latihan diturunkan menjadi 45-65% dari 50-70% kemampuan bumil. Selama latihan, diusahakan bumil didampingi orang terdekat, suami, misalnya, untuk mencegah risiko, seperti keram, tergelincir, dan sebagainya.

Frekuensi

3 x Seminggu
3 – 5 x seminggu
5 – 6 x seminggu

Durasi

15 – 30 menit
30 – 45 menit
30 – 60 menit

Intensitas (Denyut Jantung)

50 – 70%
50 – 70%
45 – 65%

Tip Renang Aman ala dr Michael

# Lakukan renang pada pagi hari, sebelum pukul 10.00 WIB. Sedangkan sore, di atas pukul 17.00 WIB.
# Gaya renang yang diajurkan adalah gaya dada. Sebab, gaya ini gerakannya perlahan dan bagus bagi persiapan melahirkan. Namun, hindari renang gaya kupu-kupu.
# Kalaupun bumil tidak bisa berenang, cukup lakukan gerakan ‘berjalan’ di kolam yang airnya setinggi dada Moms.
# Sebelum renang, bumil boleh makan, asal tidak terlalu kenyang.  Dan setelah renang, bumil disarankan mengasup buah atau minum jus.
#   Gunakan baju renang yang nyaman bagi bumil.
¥    Karena lapisan ozon menipis, sebaiknya, lindungi kulit Anda dengan sunblock ber-SPF(Sun Protector Factor)

Sumber: okezone.com

h1

Susu Berlebih, Ibu Jual ASI Online

June 9, 2010

Otawa, Order barang dengan cara online itu sudah biasa. Bagaimana kalau yang ditawarkan adalah Air Susu Ibu? Seorang ibu menawarkan ASI lewat internet gara-gara pasokan ASI-nya yang berlebihan. Sara Wiens yang bermukim di Kanada itu, mulai menjual ASI secara online sejak bayinya berusia 4 bulan. Dia menjual ASI karena anaknya yang bernama Simon (4 bulan) kadang tidak bisa mengonsumsi air susunya.

Simon memiliki alergi terhadap protein susu sapi sehingga tidak dapat mengonsumsi air susu yang dihasilkan selama Sara masih mengonsumsi susu sapi. Tapi Simon masih bisa mengonsumsi air susu ibunya setelah sang ibu berhenti mengonsumsi susu sapi. Karenanya jika protein susu sapi sudah tidak ada di tubuh Sara, maka Simon bisa mengonsumsi ASI kembali.

“Saya tahu banyak orang yang ingin sekali memiliki air susu untuk anak-anaknya, tapi beberapa perempuan tidak bisa menghasilkan air susu yang cukup atau tidak dapat memproduksi ASI sama sekali,” ujar Wiens, ibu dari dua anak, seperti dikutip dari Cnews.canoe, Jumat (26/2/2010). Wiens pertama kali mulai menawarkan susunya melalui salah satu website iklan baris. Dirinya tidak pernah menetapkan harga untuk air susunya, tapi dirinya berharap biaya penjualan ini dapat menutupi sewa pompa payudara dan beberapa biaya lain.

“Dibandingkan dengan susu formula, harga untuk air susu ibu ini jauh lebih murah serta bisa mendapatkan manfaat yang jauh lebih banyak bagi anak nantinya,” ungkap Wiens. Beberapa negara seperti Amerika telah memiliki bank ASI untuk membantu para perempuan yang kesulitan memberikan ASI pada anaknya.

Sara mengatakan tidak yakin persis berapa banyak susu yang masih bisa disediakannya. Hal ini tergantung dari berapa banyak susu yang bisa disimpan di freezer. Tapi diperkirakan cukup hingga tiga bulan ke depan. “Semua susu diberikan tanggal pemerasan dan dipisahkan satu sama lain. Susu ini memang tidak dipasteurisasi atau diuji terhadap bakteri sehingga ada orang yang merasa khawatir. Tapi hal yang harus dipercaya adalah bahwa saya seorang yang sehat,” ujar Wiens.

Mungkin tidak semua orang bisa melakukan hal ini, tapi setidaknya ini bisa membantu orang yang ingin memberikan ASI pada anaknya. Semakin sering payudara dipompa untuk mengeluarkan ASI, maka produksi ASI juga akan semakin banyak.

h1

Breastfeeding Fair 2010 Kembali Digelar

May 14, 2010

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) kembali menggelar acara AIMI Breastfeeding Fair 2010. Acara bertemakan Breastfeeding: A New Lifestyle ini akan digelar selama lima hari mulai tanggal 12-16 Mei 2010 di FX Lifestyle X’enter, Jakarta.

Berbagai acara seputar ASI bisa diikuti para ibu, seperti talkshow dengan pakar kesehatan seputar ASI, Bazaar pernak-pernik ibu dan anak, serta pojok laktasi untuk berkonsultasi tentang ASI. “Topik-topik pada acara sharing and caring yang diangkat tahun ini mengacu pada tema World Breastfeeding Week 2010, yakni Menyusui: Hanya 10 Langkah! Sayang Bayi!,” kata Inna Banani, ketua penyelenggara.

Ketua AIMI, Mia Sutanto, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar menyusui menjadi gaya hidup baru wanita modern. “Memberi ASI seharusnya menjadi gaya hidup baru wanita, seperti halnya ke salon atau arisan,” katanya.

Tema talkshow yang bisa diikuti antara lain Mencari RS Sayang Bayi oleh Ninik Sukotjo dari UNICEF, Kamis (13/5) pukul 13.00-15.00, Donor ASI di lihat dari sudut pandang Quran oleh Ustadzah Faizah Ali, Jumat (14/5) pukul 16.30 – 18.30, Sehat dan Produktif Berkat Menyusui oleh dr.Utami Sp.A, pukul 13.00-15.00, Persiapan Sukses Menyusui, Minggu (16.5) pukul 13.00 – 15.00.